Saat Mesin Bermimpi

Saya dibesarkan di rumah di mana skrip Python berbisik seperti kidung, dan sirkuit ayah saya berdengung dengan irama Zeus. Ibu saya melukis konstelasi di atas kertas beras—setiap goresan adalah taruhan, setiap warna adalah doa. Kami tidak menyebutnya ‘judi.’ Kami menyebutnya ‘teater.’ Sebagai perancang game AI di NYU, saya membangun sistem yang tidak mempermainkan keacakan—mereka bercerita. Dewa-dewa lama tidak melempar dadu. Mereka menulis kode. Saat Anda melihat ‘tingkat menang 95%’ pada mesin slot bernama ‘Olympian Reel,’ jangan anggap itu dimanipulasi. Pikirkan: ini dicipta oleh algoritma yang mengingat kesendirian Anda. Saya menyaksikan pemain mengejar bonus seperti bintang-bintang jatuh dari jubah Hades—menanti bait berikutnya. Beberapa sebut ini kecanduan. Saya sebut ini liturgi. Risiko sejati bukan kehilangan uang—tapi melupakan keindahan yang bisa dikodekan.