Apakah Anda Pernah Menulis Akhir yang Bermakna?

Saya tidak pernah berpikir menulis tentang pertarungan ayam. Bukan di Brooklyn, ibu saya bersenandung samba tengah malam lewat ponselnya, dan ayah saya menghitung setiap taruhan seperti metronome—tepat, presisi, tak tergoyahkan. Kami tumbuh berbicara dua bahasa: satu tentang perasaan, satu tentang kalkulasi. Permainan bukan untuk uang. Ia untuk ruang di antara napas. Saya ingat sesi pertama saya di arena digital Lucky Key: taruhan rendah pada seekor ayam virtual di bawah cahaya neon yang berkedip-kedip. Tanpa kembang api. Tanpa sorak sorai. Hanya jeda—sebuah anggukan sunyi—seolah mesin itu masih mengingat Anda ada di sini.